Kepunahan
berlangsung
akibat alam telah tak
mendukungnya buat hidup, factor ini berlangsung
mungkin lantaran bersifat alami atau kehendak tuhan &
dapat serta
dikarenakan ulah manusia yg mempunyai sifat tamak dgn
memburunya buat diperlukan seperti kulit atau dagingnya, maupun alih-alih utk
pengobatan. Lebih-lebih
lagi utk hewan buas &
liar sebab susah
buat dikembang biakan, meski terhadap
jaman sekarang ini telah
tidak sedikit kebun binatang yg
memelihara & berikhtiar buat
mengembang biakannya. Namun
konsisten saja pengembangbiakannya tidaklah sesempurna
& banyaknya seperti di alam habitat asalnya.
1.Macan Tutul Amur
1.Macan Tutul Amur
Satwa ini diburu dengan cara massif buat
diambil kulitnya yg berbulu indah, Macan Tutul Amur (Panthera pardus
orientalis) yakni salah satu kucing akbar paling langka didunia. Satwa yg ini
ditemukan di sepanjang daerah perbatasan antara Rusia sektor tenggara & timur
laut China menghadapi perusakan habitat besar-besaran & hilangnya
hewan-hewan mangsanya, serta lantaran perburuan. Sekarang cuma kurang lebih 30
individu macan tutul Amur hidup di alam liar.
2) Gajah Sumatera
Inilah spesies gajah paling kecil Asia,
populasinya tetap menurun dengan cara mengejutkan, turun lebih kurang 80 prosen
dalam kurun disaat kurang dari 25 th akibat deforestasi, hilangnya habitat &
konflik bersama manusia di pulau Sumatera. Waktu Ini cuma tersisa kurang lebih
2.400 hinga 2.800 individu gajah sumatera yg berkukuh hidup di alam liar.
Gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) jantan mempunyai gading yg relatif mungil, tetapi pemburu terus saja membunuh utk diambil gadingnya & menjualnya di pasar gelap yg menyebabkan rasio antara jantan & betina amat sangat tak seimbang utk membuatnya bisa mempertahankan kelangsungan hidup spesies original pulau Sumatera ini.
3) Badak Jawa
Gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) jantan mempunyai gading yg relatif mungil, tetapi pemburu terus saja membunuh utk diambil gadingnya & menjualnya di pasar gelap yg menyebabkan rasio antara jantan & betina amat sangat tak seimbang utk membuatnya bisa mempertahankan kelangsungan hidup spesies original pulau Sumatera ini.
3) Badak Jawa
Induk betina badak jawa dgn anaknya. Photo :
International Rhino Foundation
Spesies badak bercula satu yg hidup di hutan tropis, badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) sejak musim kolonial sampai paruh abad dulu adalah spesies yg paling diburu utk diambil culanya yg bernilai mahal. Bersama cuma menyisakan kira kira 58 individu yg berada di Taman Nasional Ujung Kulon di Jawa, spesies ini teramat rentan pada kepunahan sebab bencana alam, perburuan, penyakit & keragaman genetik yg rendah.
Spesies badak bercula satu yg hidup di hutan tropis, badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) sejak musim kolonial sampai paruh abad dulu adalah spesies yg paling diburu utk diambil culanya yg bernilai mahal. Bersama cuma menyisakan kira kira 58 individu yg berada di Taman Nasional Ujung Kulon di Jawa, spesies ini teramat rentan pada kepunahan sebab bencana alam, perburuan, penyakit & keragaman genetik yg rendah.
4) Penyu Belimbing
Peneliti Indonesia dgn tim peneliti dari
University of Alabama, NOAA & WWF Indonesia laksanakan penelitian paling
ekstensif bagi spesies penyu belimbing yg konsisten menyusut di Papua Barat, terhadap
Juli 2003 di satu buah wilayah terpencil di Papua. Tim tersebut memasang media
pemantau satelit terhadap penyu tersebut.
Peneliti Indonesia dengan tim peneliti dari University of Alabama, NOAA & WWF Indonesia lakukan penelitian paling ekstensif bagi spesies penyu belimbing yg tetap menyusut di Papua Barat, terhadap Juli 2003 di suatu wilayah terpencil di Papua. Tim tersebut memasang media pemantau satelit kepada penyu tersebut. Photo : Scott R. Benson, NOAA/AP
Inilah spesies penyu laut paling besar di
dunia & salah satu yg paling tidak jarang bermigrasi. Komunitas penyu
belimbing (Dermochelys coriacea) sudah amat sangat menurun dalam sekian banyak th
terakhir dikarenakan perburuan, terkena jaring penangkap ikan tidak dengan
sengaja, memakan sampah plastik, perburuan telurnya, sampai hilangnya habitat &
perluasan pembangunan kawasan pesisir yg merusak pantai ruangan penyu bertelur.
5) Gorilla Dataran Rendah
Walau berburu & membunuh spesies ini ialah
tidak legal, gorilla dataran rendah (Gorilla gorilla gorilla) ini tetap dibunuh
utk diambil dagingnya yg dianggap lezat, sementara bayi-bayi mereka dibekuk &
disimpan yang merupakan hewan peliharaan. Virus Ebola yg mematikan pun sudah
menghancurkan komunitas kera liar ini. Di hutan Minkébé di Gabon saja, virus
ini sudah membunuh lebih dari 90 % komune gorilla & simpanse di kawasan
itu.
6) Saola
Poto saola yg diambil terhadap th 1993 &
dirilis oleh WWF. Photo ini menunjukkan satu dari dua Saola yg akan diringkus
hidup-hidup di Vietnam Tengah, tetapi keduanya sebulan seterusnya mati di area
penangkaran
Photo saola yg diambil terhadap thn 1993 &
dirilis oleh WWF. Photo ini menunjukkan satu dari dua Saola yg bisa dibekuk hidup-hidup
di Vietnam Tengah, namun keduanya sebulan setelah itu mati di lokasi
penangkaran.
Dikenal sbg unicorn Asia, saola (Pseudoryx
nghetinhensis) amat jarang nampak di alam liar, & satwa ini tak ada di
penangkaran. Komunitas saola sekarang ini diperkirakan cuma tersisa dalam
hitungan puluhan ekor saja. Saola konsisten diburu buat memasok keperluan bahan
baku obat tradisional di Cina & dijadikan mengonsumsi di Vietnam &
Laos. Hewan ini pun dibunuh buat diambil tanduknya buat hiasan rumah di ke-2 negeri
tersebut. Saola dalam Bahasa lokal berarti “hewan yg sopan” , amat jinak terhadap
manusia, maka mudah sekali diburu. Hilangnya habitat & keragaman genetik yg
tetap menyusut serta meneror spesies yg benar-benar telah diambang kepunahan ini.
7) Vaquita
Vaquita (Phocoena sinus) yaitu salah satu satwa laut yg memang lah berada ambang kepunahan bersama komune kurang dari 100 individu yg tersisa didunia. Inilah satwa paling laut paling langka.
Ditemukan di Teluk California, satu dari tiap-tiap lima vaquita terjerat & tenggelam oleh pukat yg dilempar buat menangkap spesies lain yg pula terancam punah, totoaba yg insangnya bernilai teramat mahal, kurang lebih $4.000/pon.
8) Harimau Siberia
Harimau siberia. Poto : Wikimedia common
Harimau siberia. Photo : Wikimedia common
Pun dikenal sbg harimau amur, harimau siberia
(Panthera tigris altaica) yaitu kucing paling besar didunia. Satwa ini diburu buat
difungsikan sbg bahan baku pengobatan tradisional China. Perburuan,
pertambangan, kebakaran hutan, penegakan hukum yg jelek, kerusakan hutan &
pembalakan liar konsisten meneror keberadaan spesies ini. Diperkirakan
populasinya waktu ini cuma tersisa kurang lebih 400 -500 individu di alam liar.
9) Gorilla Gunung
Gorilla gunung (Gorilla beringei beringei) ditemukan di pegunungan perbatasan Uganda, Rwanda & Republik Demokratik Kongo, & di Taman Nasional Bwindi yg tidak boleh dimasuki di Uganda. Perburuan, perusakan habitat, penyakit & produksi arang sudah menghancurkan habitat gorilla & cuma meninggalkan kurang lebih 880 individu yg berjuang buat berkukuh hidup di alam liar.
Inilah spesies penyu laut paling besar didunia
& salah satu yg seringkali bermigrasi. Komune penyu belimbing (Dermochelys
coriacea) sudah teramat menurun dalam sekian banyak th terakhir lantaran
perburuan, terkena jaring penangkap ikan tidak dengan sengaja, memakan sampah
plastik, perburuan telurnya, sampai hilangnya habitat & perluasan
pembangunan kawasan pesisir yg merusak pantai ruang penyu bertelur.
10) Lemur Bambu Akbar
Ditemukan di sektor tenggara Madagascar, lemur bambu akbar (Prolemur simus) yaitu spesies lemur paling langka yg ditemukan di Madagascar. Populasinya kurang dari 60 individu di alam liar & tak lebih dari 150 individu di pusat-pusat penangkaran.
Perubahan iklim, pembalakan liar, perburuan & berkurangnya bambu dengan cara drastis sudah menciptakan satwa langka ini bisa jadi tak berkukuh lebih lama lagi di alam liar.
11) Orangutan Sumatera
Orangutan sumatera sedang dirawat, kala beliau ditemukan dgn peluru yg menembus tubuhnya. Pabitat orangutan sumatera (Pongo abelii) konsisten mengalami pengurangan dalam tingkat yg mengerikan sebab kebakaran hutan, pembukaan lahan utk perkebunan kelapa sawit, pembalakan liar & pembangunan pertanian yang lain. Factor ini amat sangat menciptakan spesies ini demikian terancam. Terkecuali habitatnya yg dirusak, satwa ini serta diburu atau diringkus hidup-hidup & menyebabkan penurunan komune dengan cara drastis. Diperkirakan tidak lebih dari 7.300 individu yg tersisa di alam liar.
12) Badak Hitam
Tatkala periode kolonial, badak hitam (Diceros bicornis) dibunuh nyaris tiap-tiap hri utk dikarenakan culanya yg berharga tinggi di pasar gelap, atau diambil dagingnya buat dimakan, atau sekedar utk olahraga. Spesies ini merupakan salah satu group mamalia tertua di dunia & dianggap yang merupakan atraksi pariwisata terpenting di tidak sedikit negeri Afrika.
Tapi Sayang, upaya konservasi yg gencar dilakukan menghadapi gangguan yaitu perubahan habitat & peningkatan perburuan yg disebabkan masihlah tingginya tingkat kemiskinan warga setempat yg diikuti bersama meningkatnya permintaan pasar gelap buat cula badak dari Asia. Diperkirakan cuma 4.848 individu yg tersisa di semua dunia.
13) Lumba-lumba Tidak Bersirip Yangtze
Dikenal juga sebagai “panda air raksasa”, lumba-lumba yg bernama ilmiah Neophocaena phocaenoides ini yakni makhluk cerdas yg paling ternama yg ditemukan di Sungai Yangtze, sungai terpanjang di Asia.
Dikarenakan penangkapan yg berlebihan, penurunan pasokan makanan, polusi & perubahan keadaan sungai akibat pembangunan dekameter & bendungan, komune lumba-lumba ini tetap menurun & sekarang diperkirakan cuma tersisa 1.000 hingga 1.800 individu saja di alam liar. Sepupu dekat lumba-lumba ini, adalah lumba-lumba baiji, sudah dinyatakan punah akibat kegiatan manusia.
Ditemukan di sektor tenggara Madagascar, lemur bambu akbar (Prolemur simus) yaitu spesies lemur paling langka yg ditemukan di Madagascar. Populasinya kurang dari 60 individu di alam liar & tak lebih dari 150 individu di pusat-pusat penangkaran.
Perubahan iklim, pembalakan liar, perburuan & berkurangnya bambu dengan cara drastis sudah menciptakan satwa langka ini bisa jadi tak berkukuh lebih lama lagi di alam liar.
11) Orangutan Sumatera
Orangutan sumatera sedang dirawat, kala beliau ditemukan dgn peluru yg menembus tubuhnya. Pabitat orangutan sumatera (Pongo abelii) konsisten mengalami pengurangan dalam tingkat yg mengerikan sebab kebakaran hutan, pembukaan lahan utk perkebunan kelapa sawit, pembalakan liar & pembangunan pertanian yang lain. Factor ini amat sangat menciptakan spesies ini demikian terancam. Terkecuali habitatnya yg dirusak, satwa ini serta diburu atau diringkus hidup-hidup & menyebabkan penurunan komune dengan cara drastis. Diperkirakan tidak lebih dari 7.300 individu yg tersisa di alam liar.
12) Badak Hitam
Tatkala periode kolonial, badak hitam (Diceros bicornis) dibunuh nyaris tiap-tiap hri utk dikarenakan culanya yg berharga tinggi di pasar gelap, atau diambil dagingnya buat dimakan, atau sekedar utk olahraga. Spesies ini merupakan salah satu group mamalia tertua di dunia & dianggap yang merupakan atraksi pariwisata terpenting di tidak sedikit negeri Afrika.
Tapi Sayang, upaya konservasi yg gencar dilakukan menghadapi gangguan yaitu perubahan habitat & peningkatan perburuan yg disebabkan masihlah tingginya tingkat kemiskinan warga setempat yg diikuti bersama meningkatnya permintaan pasar gelap buat cula badak dari Asia. Diperkirakan cuma 4.848 individu yg tersisa di semua dunia.
13) Lumba-lumba Tidak Bersirip Yangtze
Dikenal juga sebagai “panda air raksasa”, lumba-lumba yg bernama ilmiah Neophocaena phocaenoides ini yakni makhluk cerdas yg paling ternama yg ditemukan di Sungai Yangtze, sungai terpanjang di Asia.
Dikarenakan penangkapan yg berlebihan, penurunan pasokan makanan, polusi & perubahan keadaan sungai akibat pembangunan dekameter & bendungan, komune lumba-lumba ini tetap menurun & sekarang diperkirakan cuma tersisa 1.000 hingga 1.800 individu saja di alam liar. Sepupu dekat lumba-lumba ini, adalah lumba-lumba baiji, sudah dinyatakan punah akibat kegiatan manusia.
0 Komentar